M. Nahrowi | Official Site

Berbisnis dengan Langit – Serial Entrepreneurial Marketing UKM

Kali ini saya ingin menulis tentang perjuangan dan perjalanan para pebisnis jalanan, ya sebut saja UKM. Ada banyak cerita jika kita bercerita tentang para pejuang pengusaha UKM di Indonesia, tak perlu jauh-jauh sebenarnya. Jika kamu seorang yang punya pekerjaan tetap dan punya rasa aman mendapatkan gaji setiap bulan dengan semua fasilitas. Cobalah sekarang keluar dari ruanganmu dan pergi ke tempat dimana para pedagang berkumpul, lalu cobalah berjalan perlahan, lihatlah sekelilingmu dan kamu akan masuk ke dimensi dimana ada banyak orang berjuang setiap hari, setiap malam untuk uang yang bisa dibawa pulang. Saya pernah membaca sebuah nasehat dari buku yang bunyinya begini :

Saat gerimis atau hujan datang, pergilah keluar dan cari dimana para pedagang berjualan, lalu lihat dan perhatikanlah yang mana pedagang yang masih termenung, diam dengan semua dagangannya yang masih utuh. Maka, pilihlah dia dan belilah darinya dagangan itu. Maka kamu tidak sedang merubah sesuatu, tapi kamu memberikan nyawa kehidupan untuk 1 keluarga 1 hari lagi.

Kita tidak sedang memperkaya sebuah korporasi brand, kita tidak sedang berbicara dengan bagaimana memilih makanan yang enak, baik dan semua hal yang penuh dengan standart. Tapi kita sedang memberikan sebuah harapan untuk sebuah keluarga yang hidupnya dari tulang punggung bisnis, itulah UKM.

Saya memahami, cara satu-satunya untuk membantu mereka adalah dengan “membelinya” itu cara singkat, tapi cara lainnya adalah memberikan pengetahuan, memberikan kesempatan, memberikan hal-hal yang akan bermanfaat secara tidak langsung untuk kemajuan usahanya. Memang tidak semua pemilik usaha UKM berpikir untuk itu, tapi hal tersebut karena mereka tidak tahu, apa gunanya ilmu pengetahuan. Mereka hanya butuh diberikan arahan, praktis dan tidak rumit. Karena bagi mereka hidup dari kehari lebih penting daripada berpikir strategi.

***

Saya pernah menemui seseorang pemilik bisnis UKM yang mengeluhkan penjualan, bahkan setiap hari mereka menunggu bagaimana customer itu datang, hari demi hari. Mereka menceritakan bagaimana sulitnya mencari customer, mereka hanya menunggu ya karena tidak tahu caranya, sampai suatu ketika diceritakan bahwa makan hanya sekali, hidup untuk hari ke hari, mereka hanya percaya satu hal, bahwa Tuhan ga tidur, bagi siapapun yang berusaha dan jujur, pasti ada yang menolongnya. Memang betul, Tuhan tidak pernah tidur, tapi dalam ilmu entrepreneur, keduanya haruslah seimbang, ada usaha dan ada upaya untuk mencari ilmunya juga. Singkat cerita, suatu waktu saya membutuhkan bantuan yang mana dia menjual bantuan itu, saya beli disana dan saya amati, lalu saya bilang, kenapa tidak membuat sebuah nama digital? kenapa tidak membuat website? ataupun semua hal yang saya tahu tentang dunia bisnis digital. Karena dia ramah dan menyenangkan, isenglah saya untuk membuatkan situs website mereka dan juga semua digital brand untuk bisnis itu. ya tanpa mereka tahu, tapi saya beritahu kalau nama mereka sudah ada di internet.

3 Minggu kemudian, saya dihubungi untuk datang mampir, lalu tiba-tiba saya dibelikan makan dan sontak tas saya diberikan amplop berisi gumpalan uang ratusan ribuan, sembari mohon untuk diterima. Saya terharu dimoment itu, ternyata hal yang iseng dan tidak sengaja itu membuat bisnis mereka dikenal orang lebih banyak, mereka bisa makan setiap hari tanpa puasa dan menjadi sebuah bisnis yang setidaknya lebih baik dari sebelumnya hingga sekarang.

Saya ingin menyampaikan bahwa :

Terkadang dalam bisnis membantu orang-orang yang layak untuk dibantu, memiliki ketulusan bukan tentang transaksi itu lebih berharga daripada sekedar jual beli, memberikan harapan untuk hidup dan mereka menghargai itu lebih berarti daripada tentang sekedar jual beli dan untung, karena pada intinya bagaimana kita bisa memberikan dampak, sekecil apapun tapi mereka abadi. Terkadang, saat kita ada diposisi metropolis kita tidak punya banyak waktu, bahkan waktupun dihargai, ada pula yang waktunya 2 jam saja 10jt, ada banyak orang seperti itu, tapi ketulusan itu tidak bisa dinilai dari uang kadangkala. Dan, mungkin sesekali kita pasti punya keahlian tertentu, barangkali kita menemui kasus yang sama seperti itu, tidak ada salahnya kita memberikan sedikit ilmu untuk membantu mereka, dan tujuan mulianya adalah untuk membantu mereka terus punya harapan hidup, kita telah menyelamatkan seseorang. Mari kita terus berdampak melalui cara apapun yang kita bisa lakukan.

M. Nahrowi

 

Click to rate this post!
[Total: 2 Average: 5]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *