Bisnis dan Liabilities, Dimana Anda Berada?
Salam bisnis dan entrepreneur, semoga kita semua senantiasa diberikan berkah, sehat dan rezeki yang melimpah.
Sudah lama sekali tidak menulis disini, karena ada kesibukan dalam dunia nyata terkait menangani berbagai urusan operasional dibalik layar online. Sama seperti judul diatas, kali ini saya akan menulis tentang dunia bisnis, khususnya untuk kita, anda yang menjadi seorang bisnis owner.
Pernah dengar ga, bahwa ada ajakan untuk jadi pebisnis atau jadi entrepreneur? tentu bukan hal yang asing lagi ya, biasanya ada di event-event pebisnis, dimana kalimat ajakan itu menyuarakan bahwa kita harus berani jadi entrepreneur, klo ga sekarang kapan lagi? begitu kan kira-kira?
hmm…
untuk kita memulai bisnis faktanya kita butuh modal, tapi sayangnya bukan modal uang yang saya maksut, modal utama yaitu keberanian, lalu memulai, lalu terus berjalan. itu dulu aja, karena pasti nanti akan banyak nabrak dengan berbagai hal, justru karena nabrak itulah kita akan semakin ahli.
Nah itu adalah pebisnis kuadran pertama, lalu ada difase selanjutnya yang disebut fase bisnis itu sudah berjalan, tapi bagaimana agar bisnis tidak terjebak dalam rate-race, dimana untung dan rugi jaraknya tidak terlalu besar, alias butuh banyak modal dan usaha agar bisnis punya nafas yang panjang. Sederhananya, jika kita tidak melakukan apapun selama 12 bulan penuh, maka kita tidak kebingungan dengan keuangan. Tapi, jika masih memikirkan tentang keuangan, artinya bisnis belum sepenuhnya punya energi cadangan yang bagus. Jika anda bisnis owner, anda tentu akan terus berpikir bagaimana bisnis itu berjalan, menghasilkan profit, punya banyak pelanggan tapi anda bebas, bahkan ketika anda tidur bisnis anda berjalan sendiri. Tentu saja, itu adalah kehidupan yang diinginkan banyak orang bukan? anda tidur, bangun pagi omset bertambah, lalu anda jalan-jalan, belanja apapun yang anda mau, tapi bisnis terus mencetak pendapatan. Jadi, bisnis anda menghasilkan dengan sendirinya, mencetak uang seterusnya.
Tapi itu adalah sebuah keinginan kebanyakan pengusaha, faktanya adalah beberapa pebisnis harus kejar-kejaran dengan tagihan setiap bulannya. Dan ini adalah hal yang basic yang sering ditemui, hitungannya sederhana :
Jika Sales diatas X maka omset bagus dan semua biaya bisa dibayarkan + cadangan laba banyak. Tapi jika sales dibawah X maka omset kurang bagus dan biaya satu dengan lainnya mulai keganggu.
Lalu bagaimana keluar dari jebakan diatas? sederhananya adalah mencetak sales lebih banyak lagi. Tentu, dalam bisnis sales menjadi ujung tombak dari sebuah bisnis, tapi perlu diingat jika kita hanya fokus kepada sales, maka sebenarnya itulah jebakan sebenarnya.
Dalam konsep brand+marketing, customer itu datang karena sebuah brand, brand yang bagus membuat customer itu ada rasa aman, percaya dan punya kredibilitas. Sehingga, yang seharusnya dibangun adalah brand untuk menciptakan persepsi diatas customer. Ketika brand yang kita buat stand out, customer datang dengan sendirinya dan sales tinggal memberikan pilihan yang mana yang akan dibeli oleh customer.
Lalu, dimana fungsi marketing? tujuan marketing adalah menarik perhatian, menciptakan strategi agar orang beli lagi hingga cara bagaimana orang yang tidak tahu jadi tahu siapa kita. Nah, dari semua aktivitas diatas tidak lain adalah upaya untuk menciptakan pelanggan, agar menjadi sebuah closing rate sales.
Endingnya tentu saja, kembali ke sales bukan? karena di saleslah customer membeli, meskipun sales menjadi ujung tombak, tanpa bantuan brand dan marketing sales akan kesulitan untuk menjual, karena ketiganya adalah satu paket.
***
Bisnis itu sama dengan hal diatas, jika bisnis itu menghasilkan keuntungan lebih maka dia menjadi sebuah bisnis atau mesin penghasil uang, tapi sayangnya jika bisnis belum menghasilkan sales, keuntungan maka dia akan menjadi sebuah liabilities, yaitu sebuah beban yang harus dibayar hingga waktu tertentu. Sayangnya, modal juga ada expirednya, tidak bisa kita punya modal tapi liabilities jalan terus menerus, bisnis owner harus punya waktu kapan harus balik modal, harus punya sesuatu yang pasti, momentum untuk mengembalikan liabilities menjadi sebuah profit.
Ini hal yang pasti ditemui dalam bisnis, ketika kita bisnis harapan kita adalah cepet untung, padahal bangun bisnis itu pasti effort dulu diawal, ya bagaimana tidak? kita harus membangun brand dulu agar bisnis kita punya pondasi yang OK dimasa mendatang, kecuali kita mau bangun bisnis ecek-ecek yang besok minggu ganti lagi, itu jualan bukan bangun bisnis. Perbedaanya adalah bisnis itu dibangun untuk jangka panjang, alias investasi diawal untuk pasif income dimasa mendatang. Maka itu, diawal memang konsepnya adalah modal itu investasi awal tapi harus tahu dan harus balik modalnya, agar semua proses berjalan dengan baik.
Misalnya jika kita mau bikin bisnis modalnya 100jt, maka bagaimanapun caranya kita setidaknya harus punya omset 100jt minimal balik modal dulu baru kita akan win. tapi jika 100jt itu belum kembali, ya bisnis owner harus terus jalan sampai dapat 100jt tadi, meskipun sebuah bisnis sudah berjalan tapi harus punya pondasi bahwa uang modal harus kembali dulu ditangan, barulah bisnis itu impas alias layak dilanjutkan. Nah tinggal selanjutnya, biarkan bisnis itu mencetak customer, mencetak penghasilan terus sampai 100jt kedua, dan ketiga.
Disinilah jebakannya dimulai, saat bisnis itu mencetak 100jt kedua, biasanya akan ada godaan, nambah bisnis, nambah product, nambah tim dan lainnya, sehingga sudah bener-bener diawal itu balik modal, ketika putaran kedua bisnis malah menambah beban, sehingga ketika putaran kedua bisnis nambah omset, ternyata bebannya juga nambah. Itulah yang disebut jebakan liabilities dalam bisnis, beberapa bisnis owner bangga ketika dia berkembang lebih baik dari sebelumnya, tapi ternyata dia lupa perkembangan itu ternyata punya sifat liabilities.
***
Jadi pebisnis itu memang susah-susah gampang, susah ketika memulai, tanpa modal, tanpa koneksi, tanpa support, mencari jalan sendiri, gampang ketika sudah tahu aturan mainnya, bagaimana polanya hingga tahu mana kurang dan lebihnya, tinggal bagaimana taktik yang dimainkan untuk bisnis tersebut.
M. Nahrowi
Leave a Reply