M. Nahrowi | Official Site

Personal Branding, Penting? *Lakukan Saja Orang Akan Tahu Kamu Siapa Nantinya

Dunia persosial media dan digital pasti tidak asing dengan FOMO personal branding dan kita harus personal branding blablabla..

Jauh sebelum itu, filsuf neuromarketing dan brand dunia bilang : Personal branding adalah ketika seseorang duduk bersamamu dan dia “merasakan / feel” ini orang keren banget. Atau kamu sedang duduk bersama seseorang dan kamu merasakan, ini orang keren banget ya.

Perasaan, rasa yang terbentuk itulah yang menciptakan persepsi.

Banyak sekarang yang menyuarakan kita harus buat personal branding dan lainnya, kita harus bikin instagram, susunan caption, icon agar tujuannya menarik personal branding dan lain sebagainya. Padahal, ada hal yang harus digaris bawahi bahwa untuk melakukan personal branding seharusnya fokusnya bukan dari dampaknya dulu, hasilnya dulu atau membentuk citra kita siapa, kenapa begitu? itu akan menghasilkan citra yang mudah hilang, terlalu rapuh untuk berganti.

Contohnya, orang-orang ingin disebut kaya dan sukses, mereka melakukan personal branding dengan cara foto uang mereka yang banyak, agar orang lain berkata dia kaya. orang melakukan personal branding dengan memakai iphone, agar disebut sudah sukses.

Itu adalah standart yang sering kita temui dalam dunia sosial media yang akhirnya menghilangkan secara harfiah makna personal branding itu sendiri. Karena banyak aktivis sosial media mempersesikan personal branding adalah tentang kebendaan, padahal bukan itu awalnya.

Coba lihat era dahulu ketika seseorang om bob sadino yang bahkan mengenakan celana yang sebagian, tapi kita tahu bahwa beliau adalah orang sukses. Ketika om bob sadino ditanya apa itu sukses? beliau menjawab, apa itu sukses? ya karena definisi sukses tiap orang berbeda, beriringan dengan tujuan setiap orang berbeda.

Nah kembali ke personal branding, pada dasarnya teknik personal branding adalah cara untuk menjelaskan siapa kita, diri kita secara jujur, personal dan sangat sensitif, bisa dibilang bahwa kita mengeluarkan sisi personal kita yang membuat orang itu tahu value kita. Kata kuncinya adalah value.

Nah, didunia ini setiap manusia punya DNA, diberikan kelebihan, itu sudah pasti dari Sang Pencipta, tugas manusia adalah mencari, menemukan, mengasah value tersebut menjadi keunikan yang sangat berbeda, otentik. Sehingga tujuan akhir daripada “Personal Branding’ adalah menjadi OTENTIK. Apa itu otentik, sesuatu yang tidak bisa ditiru, hanya ada dikamu, hanya kamu yang punya dan hanya satu-satunya didunia ini.

Sehingga, jika kita mau bikin personal branding, seharusnya kita semakin melihat kedalam diri kita sendiri (aku siapa ya, tujuan aku dilahirkan kedunia untuk apa, kenapa aku harus dilahirkan), bukan melihat keluar. Jika kamu seorang yang ahli melukis, lakukan saja, melukislah setiap hari, beritahu mereka ini karya lukisku, ceritakan kepada mereka bahwa beginilah proses melukis, hingga orang lain tahu ternyata kamu adalah seorang pelukis.

Ini bukan tentang benda, tapi tentang value apa yang perlu disampaikan, kamu siapa dan ujung dari sebuah personal branding sejati adalah, jika kita mati nanti, kita dikenang sebagai siapa? nah,.. jadi jangan terlalu FOMO atau ikut-ikutan standart tiktok, percayalah g semua orang yang melakukan itu memahami betul ilmunya, kita perlu selektif juga dengan internet dan dunia sosial media informasi.

 

*Sayapun baru boleh menulis dan membuat tulisan seperti ini setelah membaca 1000 buku dan lebih dari 500 jurnal penelitian internasional dari sumbernya, sayapun pernah dimarahin ketika asal menulis dengan opini saya, tapi saya memahami tujuan profesor saya melakukan itu, biar apa? agar saya paham dulu, referensinya dan ada dasarnya ilmu pengetahuan.

Click to rate this post!
[Total: 1 Average: 5]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *